Pengorderan Esemka Bima EV sudah dibuka oleh PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Hal ini sesudah Esemka Bima EV menjalani debut perdana pada kancah Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023. Memberitakannya situs legal, Presiden Direktur PT SMK Eddy Wirajaya mengatakan Esemka Bima EV diboyong dari China secara utuh dan dipersembahkan ke publik dalam negeri bukan tanpa alasan. Ia menyebut pihaknya menjalin mitra dengan produsen asal China itu.
Alasan Mobil Esemka Didatangkan dari China
“Bicara bisnis mitra kerja kan kami mencari satu calon mitra yang dapat membikin kami dalam hal janji bersama. apa saja nanti mitra yang bergabung dengan kami, local brand kami merupakan komponen dari kolaborasi,” kata Eddy, belum lama ini.
Beroda Esemka Bima EV yakni minivan bertenaga listrik yang masih rebagde dari figur Shineray X30LEV milik China. Tetapi ada sebagian perbedaan antara Esemka dengan Shineray X30LEV.
Dalam website legal Shineray yang diperhatikan , Esemka Bima EV mempunyai kemiripan yang signifikan dengan Shineray X30LEV. Kecuali itu juga sama-sama menawarkan minivan dalam format Cargo Van dan Passenger Van.
Perbedaan kedua kendaraan beroda empat ini berlokasi pada format slot server thailand terpercaya grill dan warnanya. Format grill Shineray X30LEV vertikal dengan warna krom mengkilap dan format grille depan Esemka horizontal.
Spesifikasi Teknis
Diamati dari sisi konfigurasi jok, Shineray X30LEV cuma memuat paling banyak 7 bangku, meski Esemka dapat menempuh 11 bangku. Ada empat opsi konfigurasi jok yang ditawarkan Esemka adalah 5, 7, 9, dan 11.
Berikutnya ada perbedaan pada ukuran ban Shineray X30LEV adalah 175/70 R14C. Sementara Esemka merupakan 175/65 R14C. Sementara untuk spesifikasi lainnya, keduanya tak jauh berbeda, umpamanya mempunyai baterai yang berkapasitas 49,1 kWh dengan jarak tempuh sejauh 300 km.
Eddy menerangkan, pihaknya masih membuka peluang bagi siapa saja yang berharap menjalin mitra dengan PT SMK. Kecuali itu, dari pabrik wilayah Boyolali Esemka Bima EV juga rencananya bakal dilokalkan dan diproduksi berbarengan dengan Bima 1.3.
Sekiranya nanti diproduksi di dalam negeri, kendaraan beroda empat Esemka akan memakai banyak bagian buatan manusia.
“Jika dapat lebih mengapa sepatutnya 50% (TKDN), melainkan itu kan butuh waktu berproses” tambah Eddy.